Sabtu, 05 Juli 2014

Dakwah Lewat Internet



Dakwah Lewat Internet

Internet adalah media yang memberikan informasi paling cepat saat ini. Perkembangan teknologi informasi ini bisa dimanfaatkan semua lapisan masyarakat, termasuk para santri. Sebagai salah satu ujung tombak syiar Islam.
Dengan berbagai perkembangan teknologi informasi di era yang serba internet seperti saat ini, sudah saatnya dakwah bil-internet dilakukan oleh para pelaku dakwah. Hal ini karena teknologi informasi telah membuka mata dunia akan sebuah hal baru, interaksi baru, dan sebuah jaringan mendunia yang tanpa batas.

Media Online
Media online adalah sebutan umum untuk sebuah bentuk media yang berbasis telekomunikasi dan multimedia seperti internet. Dari itu setidaknya ada beberapa fasilitas internet yang dapat digunakan pelaku dakwah sebagai media online dalam menyebarkan dakwahnya, diantaranya Website, Facebook dan masih banyak yang lainnya.

Website
Website  
adalah sekumpulan halaman yang terdiri dari beberapa laman yang berisi informasi dalam bentuk digital baik teks, gambar dan animasi yang disediakan melalui jalur internet sehingga bisa dapat di akses di seluruh dunia. Oleh sebeb itu para pelaku dakwah dapat berbagi tentang keIslaman dengan cepat, akurat dan jangkauannya lebih luas

Facebook  
Facebook adalah sebuah layanan jejaring sosial yang diluncurkan pada bulan Februari 2004, dimiliki dan dioperasikan oleh Facebook, Inc.
Facebook merupakan sarana yang sangat tepat untuk dipakai sebagai strategi dakwah, kita bisa mengirim berbagai pesan dakwah melalui layanan tersebut. Selain itu, kita juga bisa menggunakannya sebagai media pendidikan, media politik, dll.




PBNU Akan Perkuat Dakwah Via Internet
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan membentuk tim khusus untuk memperkuat dakwah via internet dengan memperbanyak dan memasukkan ajaran-ajaran ahlusunnah wal jamaah di internet sehingga dapat menjadi rujukan masyarakat yang membutuhkan.

“Insyaallah, Kamis (2/5) mendatang, PBNU akan mengadakan pertemuan dengan agenda pembahasan tim ini. Stakeholder NU baik syuriyah, tanfidziyah dan lembaga yang berkompeten bidang ini akan diundang semua,” kata Katib Syuriyah PBNU KH Yahya C Staqub kepada NU Online di Kudus usai dialog publik yang diadakan GP Ansor–Fatayat NU bekerjasama dirjen IKP Kementerian Kominfo di gedung MWCNU Dawe Kudus Sabtu (27/4). 


Putra KH Cholil Bisri yang sering disapa Gus Yahya menyadari dunia internet sangat strategis menyebarkan informasi. Masyarakat sudah mengandalkan internet untuk memperoleh informasi termasuk seputar keagamaan.

“Namun kita sudah tahu, informasi keagamaan yang tersebar di internet banyak yang menjurus pada ajaran radikalisme. Dari sinilah, NU memiliki tanggung jawab untuk membendung melalui tim yang dibentuk nanti,” ujarnya.

Dalam ceramah sebelumnya Gus Yahya menyatakan kelompok radikalisme maupun Wahabi telah menyebarkan ajarannya melalui teknologi informasi. Mereka mendapatkan akses informasi yang berlebih sehingga melakukan kampanye yang masif dengan didukung sumber daya melimpah. 

“Ketika kita mau mencari do’a tahlilan di internet, akan ditemukan doa tahlilan sesuai ajaran aswaja. Namun, dibawahnya terdapat ajakan tidak boleh tahlilan, mauludan dan amalan aswaja lainnya yang ditulis bid’ah atau syirik,” tandas mantan juru bicara presiden KH Abdurrahman Wahid ini mencontohkan. 
Melihat kondisi demikian, kata Gus Yahya, NU akan memberdayakan semua potensi dan stakeholder, terutama pada bidang teknologi informasi ini.

Website ASWAJA
Banyak Web, blog dan sejenisnya yang ngaku-ngaku ahlus sunnah wal jama'ah alias ASWAJA, supaya tidak terjebak berikut adalah daftar Web, blog dan sejenisnya yang merupakan situs ASWAJA :


WEBSITE ILMIAH




MAJELIS TA’LIM DAN DZIKIR
Majelis Rasulullah, Jakarta (
http://www.majelisrasulullah.org/)
Majelis Nurul Musthofa, Jakarta (
http://www.nurulmusthofa.org/)
Majelis Al-Anwar, Jakarta (
http://www.majelisalanwar.com/)
Majelis Riyaadhul Jannah, Jakarta (
http://riyaadhul-jannah.blogspot.com/)
Majelis Nurul Qulub, Tegal (
http://www.nurulqulub.org/)


TOKOH
Habib Umar bin Hafidz (
http://www.alhabibomar.com/)
Gus Mus (
http://www.gusmus.net/)
Gus Dur (
http://www.gusdur.net/)
Habib Ali Al-Jufrie (
http://alhabibali.org/)
Syeikh Ramdhan Al-Bouti (
http://bouti.com/)
Habib Sholeh alaydrus malang (
http://madinatulilmi.com/)
Buya Yahya, Cirebon (
http://www.buyayahya.org/)
Habib Luthfi bin Yahya, Pekalongan (
http://www.habibluthfiyahya.net/)


PISS KTB
Group facebook ini bernama PUSTAKA ILMU SUNNI SALAFIYAH – KTB, selanjutnya disebut dengan PISS-KTB. KTB merupakan kependekan dari Kenapa Takut Bid’ah. Apa Beda PISS - KTB dibanding dengan grup yang lain yang juga punya visi - misi sama ?

Pada mulanya berdirinya PISS – KTB adalah atas inisiatif member yang tergabung pada grup KTB untuk membuat grup yang bernama “Dukung Peluncuran EBOOK Kenapa Takut Bid'ah ?” Awal berdirinya grup ini kami tidak tahu persis. Hasil investigasi kami menemukan bahwa postingan awal terjadi pada 26 Januari 2010/10 Shafar 1431  jam 11:19.

Pada perjalanannya grup ini mengalami dinamika dan akhirnya vokus pada diskusi keagamaan dengan sangat menghindari debat. Kemudian terpikirlah untuk mengubah nama grup sesuai dengan visi dan misinya. Setelah diadakan jajak pendapat muncullah usulan nama Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah – KTB, dari member “Linda Umi F'two”.

Sehari kemudian, tepatnya tanggal 24 Februari 2010/09 Rabi'ul Awal 1431  jam 11:07, nama ini dikukuhkan menjadi nama grup.


Website Wahabi
Ciri Website Wahabi:
Memuat pernyataan menyesatkan / membid’ahkan terhadap yang melakukan Tahlilan, Yasinan, Maulid, Haul, Ziarah Kubur, Tawassul, Tabarruk, Istigashah.
Mengingkari adanya bid’ah hasanah, selalu rancu dalam membahas bid’ah
Menyesatkan ahlussunnah asy’ariyah
Menganggap peziarah sebagai penyembah kubur (quburiyyun)

Diantara Website / Blog milik Wahabi:
1.
http://ustadzabdulhakim.co.cc/ (Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat)
2.
http://media-ilmu.com/ (Ustadz Zainal Abidin, Lc)
3.
http://abuhaidar.web.id/ (Ustadz Abu Haidar)
4.
http://ustadzkholid.com/ (Ustadz Kholid Syamhudi, Lc)
5.
http://ustadzaris.com/ (Ustadz Aris Munandar, SS)
6.
http://abiubaidah.com/ (Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As Sidawi)
7.
http://ahmadsabiq.com/ (Ustadz Ahmad Sabiq)
8.
http://abuzubair.net/ (Ustadz Abu Zubair, Lc)
9.
http://abumushlih.com/ (Ustadz Abu Mushlih Ari Wahyudi, SSi)
10.
http://tanyajawabagamaislam.blogspot.com/ (Ustadz Abdullah Roy, Lc)

Diantara Nama-nama Syeikh Wahabi:
Syaikh Abdul Aziz bin Baz (1330 H – 1420 H)
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin (1347 H – 1421 H)
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab (1115 H – 1206 H)
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani (1333 H – 1420 H)
Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan (1345 H – ? )
Syaikh Muhammad Taqiyuddin An-Nabhani (1909 – 1977)
Syaikh Abdulloh bin Abdurrahman Al Jibrin
Syaikh Shalih bin Abdul Aziz As-Sindi
Syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali
Syaikh Abu Karimah Askari bin Jamal Al-Bugisi
Syaikh Abu Ishaq Al-Huwaini Al-Atsari
Syaikh Muhammad Abduh
Syaikh Muhammad Rasyid Ridha

Pekalongan, 2 Ramadhan 1435 H / 30 Juni 2014 M



Tambahan:
الدعوة الإسلامية عبر الإنترنت
Dakwah Islam lewat Internet

مما لا شك فيه أن المسلمين حتى الآن لم ينجحوا في استغلال شبكة الإنترنت دعويًا
فالإحصائيات تقول: إن عدد المواقع الإسلامية على شبكة الإنترنت التي تخدم الدين الإسلامي ودعوته مباشرة ما زالت محدودة
Tidak ada keraguan bahwa umat Islam sejauh ini belum berhasil memanfaatkan Internet sebagai media dakwah. Statistik mengatakan bahwa jumlah situs Islam di internet yang melayani agama Islam dan dakwah secara live masih terbatas

وقد أشارت دراسة حديثة إلى أن المنظمات المسيحية هى صاحبة اليد الطولى فى الإنترنت؛ إذ تحتل نسبة 62% من المواقع، وبعدها فى الترتيب جاءت المنظماتُ اليهودية، في حين تساوى المسلمون مع الهندوس، فلم تزد حصةُ كل منهم على 9% فقط
Sebuah penelitian terbaru telah menunjukkan bahwa organisasi Kristen dia di atas angin di internet; Ini menempati 62% dari situs, dan kemudian pesanan datang organisasi Yahudi, sementara sama dengan Hindu, Muslim, tidak meningkatkan porsi masing-masing hanya 9%

ومن المؤكد أن استخدام أسلحة الاتصال العصرية والمستحدثات التكنولوجية والإعلامية -وعلى رأسها تقنية الإنترنت- يعد من أهم سُبل نشر الدعوة الإسلامية والدفاع عنها في هذا العصر
.
Sudah pasti bahwa penggunaan senjata komunikasi modern dan inovasi teknologi dan media - dan terutama teknologi Internet - adalah salah satu cara yang paling penting untuk penyebaran Dakwah Islamiyyah  dan pembelaan untuknya  di era ini.


MUI akan Awasi Aplikasi Konten Islami
Jumat, 04/07/2014 03:01

Jakarta, NU Online
Banyaknya aplikasi berkonten Islami yang bisa diunduh cuma-cuma, mendorong Majelis Ulama Indonesia (MUI) membentuk lembaga khusus untuk mengawal produksi dan peredarannya.

Menurut MUI, dari ratusan aplikasi berkonten Islami tersebut belum ada yang memverifikasi perihal sumber, proses produksi, dan konten tersebut.

“Siapa yang bertanggung jawab? Sementara kita tidak tahu bagaimana proses produksinya, bagaimana kualifikasi dan standar kompetensinya,” kata Wakil Sekretaris Komisi Pendidikan MUI Arif Fahrudin, di Jakarta, Rabu.

Untuk itu Arif menginisiasi lembaga yang berfokus mengawasi konten Islami di media cetak maupun elektronik, serta gadget.  Lembaga yang diluncurkan dalam tahap awal pada 13 Juni 2014, diberi nama sementara Lembaga Analisis dan Advokasi Konten Islami di Media Cetak dan Elektronik MUI.

“Derasnya arus informasi yang masuk ke umat luar biasa kencang tanpa ada yang menyaring. Jangan sampai ini sampai ke umat tapi tidak bisa dipertanggungjawabkan validitasnya,” kata Arif.

Arif mengatakan lembaga ini akan mengawasi konten Islami di media cetak dan elektronik seperti yang sudah dilakukan oleh lembaga MUI di bidang pengawasan makanan, minuman, dan obat-obatan.

Lembaga tersebut nantinya akan mengevaluasi dan mendampingi umat dalam menggunakan aplikasi berkonten Islami. Selain itu juga akan mengadvokasi produsen kitab-kitab dan program elektronik soal produk yang memenuhi kaidah dan syariah Islam.

Nantinya, MUI juga akan memberikan label rekomendasi pada aplikasi-aplikasi tertentu yang sudah dievaluasi oleh lembaga khusus tersebut untuk digunakan oleh umat Muslim.

Meski demikian Arif mengatakan tidak bisa membatasi ratusan aplikasi Islami lain yang sudah diluncurkan karena menyangkut kebebasan berkreasi.

“Kewenangan MUI tidak sampai membatasi lah, karena repot juga kalau pemikiran itu dibatasi,” kata dia.

Arif menuturkan Lembaga Analisis dan Advokasi Konten Islami di Media Cetak dan Elektronik tersebut diharapkan bisa berjalan segera. (antara/mukafi niam)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar